Medan || Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut menggelar acara Debat Publik Kedua Pilkada 2024, yang diselenggarakan, di Hotel Santika Dyandra Medan, Rabu (6/11/2024), dengan mengusung tema, "Peningkatan Daya Saing Daerah dan Pembangunan Berkelanjutan".
Di debat kali ini, dalam isi debat yang disampaikan oleh kedua pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, paslon nomor urut 1, Bobby Nasution-Surya dan paslon nomor urut 2, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala, Iskandar Sembiring speak up dan mengungkapkannya ke wartawan, Kamis (7/11/2024).
Dalam speak up nya, Iskandar Sembiring, yang akrab dipanggil ISE, Senator DPD RI 2024-2029, Dapil Sumatera Utara (Sumut), (yang belum terpilih), berpendapat bahwa debat kedua Pilkada Sumut ini, apabila dilihat dari orasi/narasi masing masing paslon dan juga bagaimana mereka merespon pertanyaan dari panelis serta tanya jawab antar paslon.
"Gambaran strategi kebijakan transformasi 4 pilar dari 10 pilar, seperti, -Peningkatan infrastruktur dan aksebilitas daerah tentang konektivitas (moda transportasi darat, laut, udara dan kereta api), -Ketersedian akses internetis di daerah/desa tertinggal, -Peningkatan investasi daerah (penanaman modal, penciptaan lapangan kerja, penguatan sektor pariwisata), -Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Justru yang diperdebatkan jauh dari relevansinya, khususnya tanggapan dan jawaban dari paslon nomor urut 1, Bobby-Surya," ungkapnya.
Demikian juga, sambungnya, terkait pembangunan berkelanjutan seperti, -Degradasi lingkungan dan bencana alam (banjir, tanah longsor, reboisasi hutan, pencemaran udara, ketersediaan air bersih, industrialisasi, dan Amdal), -Konflik pertanahan (konflik pertambangan, alih fungsi lahan, dan eksploitasi hutan, masalah wilayah perbatasan antar pemerintah daerah dan pemekaran), -Ketahanan pangan dan energi, inovasi teknologi pembangunan daerah dan percepatan desa mandiri, juga tidak menggambarkan strategi kebijakan transformasi pembangunan berkelanjutan jika dikaitkan dengan, "Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB" atau disebut "Sustainable Development Goals/SDGs", yang juga terkait RPJM Nasaional yang terintegrasi dan holistik dengan RPJM Provinsi dan RPJM Daerah serta tidak mengabaikan pengaturan tata ruang luas wilayah Sumut dari generasi ke generasi.
"Malah yang terjadi justru terjebak dengan debat yang lebih bersifat kurang substansi dengan tema debat, tendensius, dan bela diri!" imbuhnya.
Iskandar Sembiring juga menjelaskan lebih jauh apabila dilihat dari narasi paslon 1, Bobby-Surya, yang bagaimana merespon sub tema yang di diperdebatkan lebih banyak membela diri dan pembenaran, misalnya; pengelolaan sampah, isu blok medan, pasar aksara, pengelolaan drainase, BLK/BLB, yang mendapatkan "Adipura".
"Dan disini saya tidak melihat leadershipnya (Bobby) dalam menggambarkan kebijakan dan mentransfomasi/memitigasi peta jalan dan rencana aksi pembangunan keberlanjutan Sumatera Utara dari 2018-2023 menjadi 2024-2029, misalnya pencapaian pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional dari sektor pertambangan, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pariwisata, UMKM, jasa bukan "zona-zona", tetapi "integrated", agar tidak ada kesenjangan pembangunan antara Sumut bagian timur dan Sumut bagian barat," jelasnya.
Disisi lain, tukas Iskandar Sembiring, yang juga sebagai Ketua Relawan ISE-Untuk Sumut Bermartabat dan Penasehat Relawan Berhasil. Dimana Paslon 2, Edy-Hasan di debat kedua ini, sangat terukur dan terstruktur dalam memetakan/memitgasi peta jalan dan rencana aksi yang telah dilakukan selama lima tahan kepemimpinannya, 2018-2023 yang tertuang dalam RPJM Provinsi dan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan tahun 2024-2029, sesuai visi dan misi paslon 2.
Visi misi Paslon 2, diketahui, seperti, -Membangun sumber daya manusia berkualitas, -Membangun ekonomi inklusif dan berkelanjutan, -Memperkuat tata kelola pemerintahan yang efektif dan melayani, -Meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kondisi darurat dan atau bencana, -Meningkatkan daya saing dan pengambilan peran strategis nasional. Ini sangat relevan dan terukur serta selaras dengan misi dan program Asta Cita Prabowo, tentu jika paslon 2 terpilih, Peraturan Gubernur Sumut (Pergubsu) Nomor 22 tahun 2022 tentang, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau disebut Sustainable Development Goals (SDGs) dan RPJMD Provinsi Sumut 2018-2023 perlu dimitigasi (ulang) sebagai wujud pembangunan berkelanjutan dengan mendengar masukan dan saran dari publik selama masa kampanye paslon 2 yang bertatap muka dengan masyarakat yang ada di 33 kab/kota.
"Saya bisa memastikan Edy Rahmayadi sebagai incumbent/petahana memiliki pengalaman menjalankan roda pemerintahan Sumut periode 2018-2023 dan Sumut masih memerlukan kepemimpinan beliau 2024-2029 dalam upaya pencapaian target dan indikator khususnya tema debat, "Daya Saing dan Pembangunan Berkelanjutan", yang memiliki kepemimpinan yang tegas dan tidak neko-neko, memiliki kompetensi dan intergitas yang tidak diragukan lagi, apalagi beliau didampingi Hasan Basri Sagala sebagai calon Wakil Gubernur yang memiliki kompetensi, kepemimpinan dan integritas spiritual dan sosial," pungkasnya.
Selanjutnya, di debat kedua ini, kemampuan kepemimpinan, kompetensi dan integritas, (Bobby-Surya) untuk memimpin Sumut kedepan, dalam meletakkan strategi "meningkatkan daya saing dan pembangunan berkelanjutan", sebagai studi kasus pembangunan Kota Medan banyak yang, "Lolo", dalam bahasa Karo nya dan bahkan ada proyek yang gagal seperti, "Lampu Pocong", dan belum lagi proyek-proyek lain seperti, "penyelesaian Stadion Teladan dan Lapangan Merdeka", yang belum selesai sampai hari ini, penanganan banjir, sampah, daerah aliran sungai (DAS), yang masih perlu diperdebatkan tingkat keberhasilannya.
"Maka simpulan debat kedua ini, paslon 1, sepertinya masih belum dapat menegaskan komitmennya jika terpilih nantinya, serta belum mampu mengangkat citra baiknya yang selama ini jelas jelas masih diragukan. Sedangkan untuk paslon nomor urut 2, seringkali kita dengar komitmennya jika terpilih, akan melanjutkan pembangunan yang selama ini dikerjakan, yang dinilai belum rampung dan sempurna.
"Dengan komitmen inilah, saya berkeyakinan, Edy Rahmayadi, dipastikan memimpin kembali menjadi Gubernur Sumut 1, untuk Melanjutkan! karena dari sikapnya, terlihat beliau seorang yang tegas, miliki kompetensi dan Integritas yang tidak diragukan lagi serta memiliki pengalaman yang mumpuni," bebernya.
Semakin seru saja debat kedua ini, lanjutnya, di debat pertama, suhu memang memanas, debat kedua, sangat panas hingga terjadi lempar melempar, yang diduga mengenai paslon nomor urut 2, Edy Rahmayadi, saat melintasi atau melewati segerombolan tim pendukung paslon nomor urut 1, dan nyaris terjadi baku hantam, kemudian dengan sigap APH melerainya.
"Makanya tonton debat ketiga, Rabu 13 November 2024, jangan lewatkan keseruannya, tunggu tanggal mainnya, agar pastikan untuk mengetahui siapa sesungguhnya calon pemimpin terbaik Sumatera Utara, periode 2024-2029, supaya jangan salah memilih, jangan sampai memilih kucing garong dalam karung, kita harus jelas jelas melihat visi dan misi yang ditawarkan kepada kita, warga Sumut, pemimpin yang amanah, kompetitif, integritas serta dapat membuat kebijakan pembangunan Sumut ke dimensi 17, Sustainable Development Goals/SDGs! untuk benar benar tercapai," tutupnya.
[tsn bram]
0 التعليقات:
Posting Komentar