Medan || Medan merupakan Kota Metropolitan, itu ditandai dengan maraknya gedung pencakar langit, gemerlap lampu warna warni di malam hari dan berbagai sudut menawarkan sajian jajanan, kuliner, tempat ngopi serta lainnya, baik diskotik, pub maupun karaoke.
Hal keseringan warga Kota Medan menikmati kuliner dan hangatnya secangkir kopi pahit dimalam hari hingga larut, dan jika itu rutin dilakukan, akan berdampak kualitas tidur terganggu, akan terjadi obesitas (kegemukan/kelebihan berat badan), serta juga memberi peluang kepada para pembegal yang melakukan aksinya dimalam hari, untuk merampas harta milik siapa saja pengendara yang lewat, tidak perduli kaya atau miskin dan jika melintas dititik kordinat para pembegal, tidak segan-segan para pembegal itu memukul pakai balok dan membacok, jika korbannya melawan saat dirampas harta bendanya, para pembegal itu tidak segan-segan untuk membunuhnya.
Hal inilah yang membuat Erwin Siahaan, anggota DPRD Kota Medan perduli akan kesehatan dan keselamatan warga Kota Medan. Dimana belakangan ini, para pembegal seperti tumbuh subur dimana-mana.
"Kita tidak ingin menganggu kesenangan masyarakat Kota Medan dalam berburu kuliner dan menikmati secangkir kopi pahit di malam hari. Namun, haruslah dibatasi mulai sekarang. Disamping keseringan begadang, akan mengurangi jam istirahat, tubuh kurang berolah raga, sehingga akhirnya akan terjadi obesitas atau kelebihan berat badan, dan yang lebih dikhawatirkan lagi apabila jika sehabis menikmati kuliner malam hingga larut, pulang pun sendiri ataupun berdua, ini kan akan mengancam keselamatan diri juga, karena para pembegal itu sekelompok atau segerombolan, jadi tidak terlawankan, sebaiknya tahan dirilah untuk saat ini, sampai benar-benar kondisi wilayah Kota Medan aman," pungkas Politisi Partai PSI itu kepada media ini, Minggu (23/7/23).
Dan dalam mengantisipasi maraknya para pembegal, lanjutnya, diminta untuk dapat menahan diri agar tidak keluar rumah pada jam malam menjelang larut, jika pun ingin keluar, keluarlah untuk membeli sesuatu dibawah jam 21 malam.
"Mulai sekarang, ada baiknya menyediakan keperluan makan dan lain-lain, disiang hari, diolahlah ketersediaan makanan tersebut agar tidak terganggu, jadi tidak ada alasan untuk keluar malam mencari pengisi perut. Jika keluar mencari makanan, kita tidak tahu, begal ada dimana, eh tiba-tiba sudah mengejar kita dari belakang, itulah yang dialami oleh dua orang mahasiswa UMSU yang mencari makan pengisi perut sudah jam larut malam menjelang subuh, yang seorang dinyatakan meninggal dunia karena dibegal," imbuhnya.
"Disamping kita menyeimbangkan berat badan dan kualitas tidur yang baik, kita juga dapat menghindari kelakuan-kelakuan anak muda akhir-akhir ini yang seperti tidak terkontrol, buas dan kasar dalam merampas harta benda milik orang lain dan bagi mereka (pembegal), nyawa manusia itu seperti nyawa anak ayam, begitu gampang untuk dilenyapkan," ujarnya.
Sementara terpisah, Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Taufik Ririansyah MKM, saat dimintai keterangan terkait kuliner malam dalam kajian kesehatan, mengatakan, jika kita melakukan kuliner malam secara terus menerus, dapat juga mengakibatkan gejala obesitas, begitu juga bila acap kali meminum kopi tanpa membalancingnya, bisa mengurangi rasa kantuk. Jika rasa kantuk sudah berkurang, maka akan menimbulkan kekurangan istirahat, maka jika tubuh kekurangan istirahat, daya tahan tubuh atau imun akan menjadi lemah dan berbagai penyakit bisa timbul dan berkembang, apabila tidak diseimbangkan.
"Ada baiknya, dicegah terlebih dahulu, jangan sampai menunggu penyakit datang. Jika penyakit sudah merajalela ditubuh, maka rutinitas sehari hari pun akan terganggu, dan itu tidak nyaman, serta harga rupiah dalam menyembuhkan penyakit, jauh lebih mahal daripada mencegah, jangan pernah mengabaikan kesehatan tubuh sendiri. Gaya hidup yang suka nongkrong di kuliner malam, kalau bisa esok harinya diseimbangkan, kurangi karbo dan istirahat kembali secukupnya," terangnya.
Selanjutnya, awak media ini pun menyambangi salah satu kuliner malam yang ada diseputar Jalan Amir Hamzah Griya, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan.
Memasuki rumah kuliner yang ada di Jalan Amir Hamzah, Griya, terpantau oleh awak media ini seorang ibu bersama anaknya yang ditemani oleh dua orang perempuan paroh baya, yang kemudian diketahui adalah bibi si anak tersebut.
Keluarga ini terlihat asyik dalam menyantap hidangan makan malam yang tersaji sesuai menu rumah kuliner tersebut yang diantar sesuai pemesanan.
Yeni Boru Sinaga, yang dijumpai di rumah kuliner Amir Hamzah Griya, saat dimintai tanggapannya terkait masyarakat Kota Medan yang suka berburu kuliner di malam hari sambil menyeruput secangkir kopi pahit yang hangat, hingga lupa pulang dan apabila teringat pulang, jam sudah menunjukkan pukul larut malam.
"Kita juga memang mendengar bahaya begal tersebut mengintai siapa saja yang terlihat melintas di jalur para pembegal pada malam hari hingga ke subuh tiba, namun apa mau dikata, saya bekerja dibidang asuransi, pagi di kantor, malam hari kita selalu mengadakan temu janji dengan klien ditempat tempat kuliner malam. Dan sejauh ini, Puji Tuhan, kita masih dilindungi-Nya," tukas Yeni ke awak media ini, Minggu malam (23/7/23).
Saat ditanya terkait imbas dari keseringan menyantap kuliner malam, yang efeknya akan menimbulkan suatu gejala adanya timbul kelebihan berat badan atau obesitas.
"Pastilah kita akan tetap menjaga kondisi fisik agar stabil, dengan cara, pagi kita berolahraga, kemudian makan kita kurangi karbonya serta tetap amalkan disiplin kerja, jikapun tidur sudah larut, tetap kita bangun pagi, mengurus anak-anak sekolah dan suami pergi kerja.
[tsn bram]
0 التعليقات:
Posting Komentar